Thursday, 14 September 2017

Mencintai Perempuan

Yes! Mencintai perempuan.
Pernahkah kalian mencintai perempuan padahal kalian adalah seorang perempuan? Hi! jangan terkejut, kalian mencintai Ibu kalian bukan? Jangan mikir soal "Suka sesama Jenis" ya! Selain Ibu, saudara perempuan kandung kalian? pernah tidak? iya! Sahabat perempuan.
Ada? ya persis sepertiku, tapi mungkin ceritanya berbeda.

        Aku dahulunya mempunyai seorang sahabat perempuan, ya dari sekian sahabat yang lainnya. Aku sangat mengaguminya, aku menyayanginya, I love her so much! Ya bermula dari rasa kagumku itu, sosok yang sepertinya akan didambakan semua lelaki. Flawless bahkan dimataku. Aku benar-benar mempunyai rasa sayang yang tulus padanya, aku mengikuti bagaimana cara dia melakukan sesuatu, berharap aku juga bisa "setidaknya" menyerupai dia. Aku suka ketika dia tersenyum bahagia, aku tersenyum ketika dia tertawa ceria. Benar-benar persahabatan yang aku syukuri. Satu tahun berlalu, dia mulai menjengkelkan, Sedikit egois, bahkan terkadang sangat egois. Padahal hanya soal pelajaran, ya pelajaran. Aku dan dia berbarengan tapi bersaing. Bersaing dalam hal apa ya? Tak tahulah, bersaing dalam hal apapun, tapi masih persaingan sehat kok. Sampai ketika menuju satu setengah tahun pertemanan, hatiku mulai terluka. Karena apa? karena sifatnya. Manusia memang tidak sempurna, begitu juga denganku, tapi sangat sakit rasanya jika seseorang yang kita sayangi dengan tulus (termasuk sahabat) tega menyakiti kita dibelakang, ternyata aku saja yang berlebihan berharap untuk bisa menjadi sahabatnya dunia akhirat, dia? I dunno. Tidak tahu apa yang membuat kami sama-sama mundur menjauh perlahan, hei apa yang salah dengan hati kami? Mungkin berlebihan, aku masih teringat kenangan bersama hingga sekarang, sepertinya, dia enggak deh?! HAHAHA


                 Senyumnya tak lagi menjadi bahagiaku. Tawanya juga tak lagi menjadi hal yang turut aku senangi. Biasa saja. Inikah yang orang bilang "jangan terlalu menyayangi sesuatu" bahkan sahabat pun tidak boleh? Akupun tidak tahu. Tapi keadaan yang membuat semuanya begini. Bahkan terkadang aku berkhayal, seadainya hingga kini kami baik-baik saja, aku dan dia akan menjadi sahabat yang sangat kompak dan perfect. KAYAKNYA SIH?!

              Tapi semua tak kusesali, mungkin ada makna dibalik semua ini. Tapi apa ya maknanya? untuk mendekatinya lagi akupun tidak ingin, tapi ada sisi dibagian lain hatiku untuk terus mencari cara agar bisa akrab seperti dahulu. Hati memang agak rapuh ya, apalagi kalau soal perasaan, Kadang mudah terluka dan berbekas lama padahal hanya masalah sepele. 

             
Biarlah, kita lihat bagaimana nantinya. Rumah kita juga masih satu kota, bisa bertemu jikalau mau. Tapi aku penasaran bagaimana cerita persahabatn kita nantinya? apakah akan berlanjut? Can't wait for the story!


No comments:

Post a Comment